LAMPUNG SEGALOW (1/4) – Anda juga harus memosisikan lengan dalam posisi yang tidak menutup dada. “Tetap posisikan torso Anda terbuka atau tidak terhalang. Kita cenderung menutup dada ketika merasa cemas atau terancam, sehingga kita kita membuka bagian torso, kita tampak lebih jujur dan terbuka,” kata John P Garrison, psikolog dan pakar bahasa tubuh.
Namun, perlu diingat bahwa senyum yang dibuat-buat atau dipaksakan akan menjadi bumerang bagi Anda sendiri. “Emosi yang jujur bersifat bilateral. Pastikan bila Anda ingin tersenyum, maka senyumlah dengan tulus dan sepenuh hati. Senyum pada satu sisi wajah secara tak sadar bermakna penghinaan dan bukan ide yang bagus,” jelas Garrison.
3. Kontak mata
“Memandang seseorang langsung pada matanya terlalu mengintimidasi. Sebaliknya, pandanglah wajahnya sesaat, kemudian matanya, hidungnya, mulutnya sesaat,” terang Lillian Glass, pakar bahasa tubuh. Selain itu, Glass juga menyarankan Anda untuk tidak memandang sekeliling atau ponsel Anda ketika berbicara dengan orang lain.
4. Jabat tangan
“Jangan posisikan tangan Anda mendominasi atau submisif. Jabat tangan dengan tegas. Apabila tangan Anda berkeringat, maka lap keringat Anda terlebih dulu,” ujar Mark Anderson, direktur pelatihan dan pengembangan di Anderson Investigative Associates.
5. Gestur tangan
“Karena kita cenderung kaku saat merasa terancam, pergerakan tubuh yang minim dapat dilihat sebagai upaya tak jujur atau mengelabui,” tutur Garrison. Sebuah studi menunjukkan pula bahwa orang yang lebih banyak berbicara dengan gestur tangan diyakini lebih jujur ketimbang mereka yang tak menggunakan gestur tangan saat berbicara.
(LS/RF)