LAMPUNG SEGALOW (5/3) – Beberapa waktu belakangan ini, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kenaikan harga tiket pesawat domestik. Januari lalu, Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Cariers (Inaca) sempat menurunkan harga tiket.
Namun sayangnya, hingga saat ini harga tiket domestik masih terbilang tinggi. Terkait hal tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta agar maskapai penerbangan untuk menerapkan tarif dengan menyesuaikan kondisi pasar.
“Sudah cukup peringatan, bahkan saat ratas (rapat terbatas), presiden minta untuk harga tiket diturunkan, salah satunya adalah menurunkan avtur dan itu sudah dilalukan Pertamina,” kata dia kepada awak media dalam acara MoU dengan tiket.com di Skye Bar Menara BCA Jakarta Pusat, Senin 4 Maret 2019.
Dia menyebut, dengan kenaikan tiket secara cepat dan terbilang besar khususnya untuk tiket penerbangan domestik, itu bisa membuat dunia industri pariwisata terguncang.
“Dalam pricing seharusnya ada elasticity tergantung kita, apa kita ingin buat industri ini guncang? Kalau kamu naikkan price 20 persen, demand jadi turun 20 persen,” kata dia.
Dia pun menjelaskan salah satu dampak yang mungkin terasa dengan kenaikan harga tiket domestik adalah ditutupnya sejumlah rute penerbangan.
“Mengapa sekarang, mungkin puluhan rute ditutup. Airline rugi dan Angkasa Pura Jakarta Cengkareng, UMKM, okupansi hotel rugi,” kata dia.
Arief pun menuturkan, jika memang pihak maskapai ingin menaikkan harga tiket pesawat, ada baiknya melakukannya secara bertahap agar tidak membuat masyarakat kaget.
“Saya setuju dengan Pak Menhub, boleh naik, tapi bertahap jadi ada elasticity itu ada newnormal yang bisa di-accept orang. Kalau sekarang kan enggak bisa di-accept,” kata Arief. (rna)
750 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Tags:
No Responses