LAMPUNG SEGALOW (1/2) – Banyak ibu hamil yang ingin melakukan berbagai macam olahraga namun terkendala karena takut membahayakan janin.
Padahal permasalahannya bukan pada jenis olahraganya, melainkan sejauh apa kebiasaan olahraga ibu sebelum dan setelah mengandung.
“Harus kita lihat gaya hidup sebelum hamil seperti apa. Kalau sebelum hamil sudah biasa olahraga berat boleh saja, tapi kalau sebelumnya tidak pernah kemudian tiba-tiba olahraga berat, itu baru jadi masalah,” tutur dr. Sarah Picadela, SpOG pada Medcom.id.
Ironisnya, karena tidak mau berspekulasi. Ibu yang dulunya sering berolahrga jadi menghentikan kebiasaan tersebut. Hal ini justru dapat menimbulkan penyakit.
“Justru kalau biasa olahraga lalu berhenti sama sekali malah menyebabkan penyakit. Ibu jadi kegemukan kemudian ketika gemuk implikasinya hipertensi dan penyakit lainnya yang memberikan kesempatan komplikasi yang besar saat melahirkan,” tuturnya.
Dr. Sarah menyatakan bahwa olahraga berat seperti aerobik sah-sah saja diikuti oleh para ibu hamil, asalkan disesuikan dengan kapasitas individu.
Idealnya, olahraga tetap dilakukan namun dengan pengurangangan intensitas. Ini juga berlaku pada olahraga berat lainnya.
“Aerobik tergantung durasinya. Tentunya jangan terlalu berlebihan. Aerobik bagus untuk melemaskan otot. Lakukan secukupnya,” tuturnya.
Kucinya adalah, mengetahui kesanggupan masing-masing. Jika sudah terasa lelah, waktunya untuk menghentikan kegiatan.
“Ada subjektif ibu, kalau sudah lelah, harus setop saat itu juga. Bisa juga istirahat, kemudian saat sudah merasa stabil baru dilanjutkan,” lanjutnya.
Dr. Sarah menganjurkan ibu hamil untuk berolahraga. “Kalau yang belum pernah olahraga, jalan-jalan sore, yoga, jogging, dan tentunya berenang sangat bagus untuk pernapasan ibu. Jika pernapasan baik artinya akan mempermudah ibu dalam proses melahirkan,” tuturnya. (LS/RF)
812 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Tags:
No Responses