LAMPUNG SEGALOW (14/2) – Dalam beberapa pekan ke depan turnamen bersejarah dunia All England Open akan diselenggarakan di Arena Birmingham, Kota Birmingham, Inggris pada 14 sampai 18 Maret 2019.
Turnamen ini sangat bersejarah karena sudah ada sejak zaman Indonesia belum merdeka. All England pertama kali digelar pada 1899.
Saat itu turnamen digelar di HQ of the London Scottish Rifles, Buckingham Gate, London. Tiga kali All England digelar di kota ini sebelum berpindah ke Crystal Palace Central Transept.
Sejak mengikuti turnamen ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan. Cukup banyak pebulutangkis Indonesia yang menjuarai turnamen ini.
Indonesia pertama kali bisa mengibarkan bendera merah putih di arena All England terjadi pada tahun 1959. Tepatnya di sektor tunggal putra.
Orang Indonesia pertama yang berhasil duduk di singgasana juara All England ialah Tan Joe Hok alias Hendra Kertanegara.
Hebatnya, Tan mendapatkan gelar juara usai mengalahkan rekan senegara di final, yakni Ferry Sonneville. Tan menang dalam pertandingan rubbergame dengan poin 15–8, 10-15 dan 15-3.
Saat itu memang cuma ada 2 pemain tunggal putra yang berlaga di All England.
Setelah mendapatkan gelar juara itu, Indonesia sempat puasa gelar juara di All England selama 9 tahun. Indonesia baru bisa melihat pemain naik podium juara All England pada tahun 1968.
Dua gelar juara langsung didapatkan Indonesia melalui Rudy Hartono dan ganda putri Minarni Sudaryanto/Retno Koestijah.
Nama Indonesia sebagai poros bulutangkis Asia kembali menggegerkan tanah Inggris ketika pada All England 1979 menyapu 4 dari 5 gelar juara.
Juara tunggal putra melalui Liem Swie King; ganda putra Tjun Tjun/Johan Wahjudi; ganda putri Verawaty/Imelda Wiguna; dan ganda campuran melalui tangan Christian Hadinata/Imelda Wiguna.
Sayangnya, usai merebut 4 gelar juara All England 1979 itu, Indonesia tak pernah lagi mengulangnya hingga saat ini. (LS/RF)
727 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Tags:
No Responses