JTTS Ada Masalah Besar tapi Dibilang Kecil

BANDARLAMPUNG, LAMPUNG SEGALOW – Muncul kesan ada upaya menutupi permasalahan besar pada rencana peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Lampung oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Desember mendatang. Apa itu? Yaitu belum tersedianya jembatan penyeberangan orang (JPO) dan media lintasan sejenisnya.

“Untuk mainroad (badan jalan utama) sudah selesai secara baik tinggal pekerjaan tambahan lainnya seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) maupun jembatan penyeberangan lainnya dan itu penting sekali,” ujar Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Kantor Staf Presiden (KSP) Febry Calvin Tetelepta, saat memimpin rapat jelang peresmian di Lampung, Rabu kemarin (19/12).

Rapat itu dihadiri Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Instansi Vertikal, dan juga perusahaan kontruksi BUMN, yang membahas pula Progres Pembangunan JTTS Ruas Bakauheni – Terbanggibesar sepanjang 140,938 Km, di Swiss Bellhotel Lampung.

Febry memperhatikan pembangunan JPO, Underpass, dan jembatan penyeberangan lainnya dalam suatu pembangunan jalan tol adalah suatu hal penting untuk dilakukan.

“Kenapa? Karena sebuah infrastruktur yang dibangun, dia tidak boleh memisahkan masyarakat secara sosial, itu penting sekali dan itu adalah pesan dari Presiden,” katanya.

Ia menyampaikan pembangunan jembatan penyeberangan tersebut masih terkendala tentang persoalan lahan tambahan.

“Lahan-lahan tambahan itu kita sementara dorong untuk proses percepatan, tetapi Insyaallah minggu kedua pada Januari 2019 saya rasa sudah selesai semua,” katanya.

Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah, Febry menyebutkan Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar sudah bisa dilalui secara fungsional.

“Dari Bakauheni-Terbanggi Besar, ya bisa digunakan dengan baik,” ujarnya.

Febry menyampaikan bahwa pembangunan proyek strategis nasional itu didedikasikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah Lampung.

“Sehingga perekonomian masyarakat bisa berjalan dengan baik,” katanya.

Febry berharap dengan jalan tol itu akan tumbuh peradaban baru. Peradaban baru yang dimaksud Febry adalah ada semacam perubahan kehidupan yang lebih baik dari masyarakat, dimana semua potensi ekonomi yang selama ini terpendam, bisa didayagunakan dengan maksimal.

“Sehingga masyarakat mempunyai hidup semakin baik dan semakin sejahtera dengan adanya infrastruktur konektivitas, khususnya JTTS itu sendiri dan wilayah yang dilalui jalan tol itu bisa terbuka dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Lampung Taufik Hidayat mengatakan terkait jembatan penyeberangannya yang masih terkendala dengan persoalan lahan tambahan, Pemprov Lampung sudah mengeluarkan penetapan lokasi (Penlok) dan pihak Badan Pertanahan Negara (BPN) juga sudah memvalidasi.

“Hari ini kita mengkoordinasikan dan menginventarisir permasalahan menjelang peresmian, tadi juga menginventarisir permasalahan yang mungkin bisa timbul dilapangan, itu yang nanti akan ditindaklanjuti dan nanti akan ada rapat kembali di tanggal 17 Januari 2019 di KSP,” katanya.

Taufik berharap menjelang peresmian, seluruh Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar sepenuhnya bisa terselesaikan.

“Kita masih akan menyelesaikan persoalan kecil ini, sehingga ketika peresmian semuanya sudah clear,” pungkasnya.

Rapat ini dilakukan beberapa waktu usai Gubernur bersama Wakil Gubernur Lampung melakukan peninjauan JTTS.(ls/rf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *