LAMPUNG SEGALOW (5/2) – Saat konstipasi alias sembelit terjadi, banyak orang yang merasa uring-uringan dan tidak nyaman tentunya. Ya, biasanya, penyebab sembelit berasal dari pola makan yang salah, kurang istirahat, kurang minum, atau karena faktor kehamilan. Namun terkadang, Anda mungkin masih saja mengalami sembelit, padahal sudah cukup istirahat dan tidak makan yang aneh-aneh. Bisa jadi, ini karena Anda sedang stres. Memangnya, apa hubungannya stres dan sembelit? Cari tahu lewat ulasan berikut ini.
Stres bisa jadi penyebab sembelit
Sembelit adalah kondisi ketika pergerakan usus cenderung melambat sehingga membuat Anda sulit buang air besar dalam waktu yang lama. Menurut WebMD, seseorang dikatakan mengalami sembelit jika frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali seminggu. Meskipun memang, kondisinya bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Penyebab sembelit ini umumnya karena kurang konsumsi makanan berserat, kurang minum, atau kondisi kehamilan. Namun, kalau Anda sudah menjaga pola makan dan cukup istirahat tapi masih saja sembelit, bisa jadi Anda sedang stres.
Coba ingat-ingat lagi, apakah akhir-akhir ini Anda sedang dirundung masalah yang membebani pikiran? Entah itu karena dikejar deadline, menghadapi ujian, atau mungkin habis bertengkar dengan pasangan? Nah, kalau ya, maka bisa jadi inilah penyebab sembelit yang Anda alami.
Sebagian besar sistem organ tubuh Anda terhubung langsung dengan otak, termasuk juga sistem pencernaan. Ini artinya, ketika otak sedang stres atau tertekan, maka efeknya bisa menjalar ke sistem pencernaan. Mulai dari sakit perut hingga sembelit.
Stres dan cemas berlebihan akan merangsang produksi hormon serotonin dalam tubuh. Dalam jumlah yang normal, hormon serotonin ini sebetulnya berfungsi untuk meningkatkan kontraksi otot-otot usus halus pada sistem pencernaan. Dengan begitu, makanan yang ada di usus halus akan cepat bergerak dan berpindah ke usus besar.
Namun apabila hormon serotonin diproduksi secara berlebihan, hal ini justru dapat memicu kejang perut. Jika kejang perut terjadi di seluruh bagian usus besar, maka proses pencernaan terjadi lebih cepat dan menimbulkan diare. Sementara jika kejang perut terjadi pada salah satu bagian usus besar, proses pencernaan makanan akan terhenti dan memicu sembelit.
Terlebih, stres membuat Anda jadi sulit mengendalikan nafsu makan. Mungkin Anda terbiasa makan makanan sehat, tapi ketika sedang stres, Anda beralih untuk makan apa saja yang bisa meningkatkan mood. Entah itu es krim, gorengan, burger, dan sebagainya.
Meski dapat memperbaiki suasana hati yang kacau, jenis makanan tersebut justru bisa menyebabkan sembelit dan memperparah gejalanya.
Meski seringnya menyebabkan sembelit, stres yang terus-terusan dibiarkan ternyata bisa berakibat fatal. Bukan cuma sekadar menyebabkan susah buang air besar, stres berkepanjangan juga bisa memicu masalah pencernaan lainnya. Di antaranya:
- Gangguan usus (IBS)
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah penyakit pencernaan umum yang memengaruhi kerja usus besar. Kondisi ini biasanya ditandai dengan nyeri perut dan perubahan kebiasaan buang air besar, yang semula lancar menjadi lebih jarang alias sembelit atau sebaliknya malah jadi diare.
Sampai saat ini, penyebab IBS masih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, para ahli menduga stres jadi salah satu pemicunya. Hal ini telah diungkapkan melalui sebuah penelitian dalam World Journal of Gastroenterology tahun 2014 silam.
Dalam penelitian tersebut, stres diketahui dapat memperparah gejala IBS dengan meningkatkan atau menghambat sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom ini bertanggung jawab terhadap insting “kabur atau lawan” pada saat menghadapi ancaman. Akibatnya, reaksi tubuh jadi berlebihan dan memicu gejala IBS.
- Radang usus (IBD)
Inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus adalah kondisi saat usus besar mengalami peradangan kronis. Tak jauh berbeda dengan IBS, gejala radang usus meliputi sakit perut, demam, diare, atau sembelit.
Gejala radang usus ternyata bisa makin parah ketika Anda stres, cemas, atau depresi. Jika stres terjadi dalam waktu lama, tubuh akan melepaskan hormon kortisol (hormon stres) yang dapat meningkatkan respon peradangan untuk melawan zat asing. Alhasil, radang usus jadi makin parah dari waktu ke waktu.
Karena penyebab sembelit ini berasal dari stres, kunci terpenting untuk mengatasi sembelit adalah dengan mengendalikan pikiran. Semakin rileks tubuh dan pikiran, maka otot-otot di sekujur tubuh Anda pun akan ikut rileks. Termasuk juga otot-otot pencernaan, sehingga sembelit bisa berkurang sedikit demi sedikit.
Anda tentu mempunyai cara masing-masing untuk mengatasi stres. Entah dengan mendengarkan musik, curhat ke sahabat, menulis jurnal, yoga, atau sekadar jalan-jalan ke taman.
Selain dengan mengonsumsi makanan berserat, Anda boleh juga menggunakan obat pencahar untuk membantu melancarkan buang air besar. Namun, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter untuk memastikan penyebab sembelit Anda. Dokter akan menyesuaikan pengobatan sembelit sesuai dengan penyebabnya. (LS/RF)
718 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Tags:
No Responses