BANDARLAMPUNG, LAMPUNG SEGALOW – Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Bandarlampung, Ismail Zulkarnain, menyayangkan atas tindakan pondok pesantren (Ponpes) yang membawa santrinya ke dalam ranah politik.
Menurut Ismail, santriwan, dan santriwati tidak layak untuk diajak melaksanakan aksi deklarasi. Apalagi, katanya, santriwan dan santriwati belum memiliki hak mata pilih.
“Saya sebagai Ketua FKPP sangat menyayangkan karena santri dibawa keranah politik. Secara logika, tugas santri adalah belajar apalagi mereka belum mempunyai mata pilih dan masih anak-anak. Kecuali karena agama kita telah dihina baru kita turun. Jadi tidak elok dan tidak pantas, hanya gara-gara kepentingan sesaat mengorbankan santri keseluruhan,” tegasnya, Jum’at (3/8).
Lanjut Ismail, dirinya juga keberatan atas kegiatan deklarasi yang dilaksanakan di Bundaran Tugu Adipura, Bandarlampung. Ia keberatan lantaran pihak dari Ponpes yang melaksanakan deklarasi atas dukungan jokowi mengatasnamakan santri Lampung.
“Kalau yang buat deklarasinya punya pondok tidak apa-apa, asal jangan bawa-bawa Lampung seolah-olah semua santri yang ikut nyatanya cuma ratusan yang datang. Boleh cinta sama jokowi, tapi kalau bicara santri sangat disayangkan. Tidak pantas dan tidak layak santri dibawa-bawa ke ranah politik,” jelasnya. (adm/rf)
944 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Tags:
No Responses