![](https://lampungsegalow.co.id/wp-content/uploads/2018/04/Diduga-Akibat-Gunung-Tanggamus-Gundul-Kabupaten-berjuluk-Begawi-jejama-di-hantam-banjir-bandang.jpg)
KOTAAGUNG LAMPUNG SEGALOW – Asisten Bidang Ekobang Pemkab Tanggamus Karjiono menyatakan keberadaan Kesatuan Pemangkuan Hutan Lindung (KPHL) Kementerian Kehutanan menjadi penghambat pengawasan kondisi Gunung Tanggamus demi mengantisipasi banjir dan kebakaran hutan.
“Gunung Tanggamus itu sudah gundul. Akibatnya, kami selalu kebanjiran saat musim penghujan seperti ini. Sementara untuk melakukan pengawasan dan antisipasi di sana terhalang oleh KPHL. Dalam hal ini tentunya rakyat jadi korban,” tandas Karjiono, Rabu (4/4/2018)
Pemkab tak bisa berbuat banyak karena kewenangannya hanya bersifat koordinasi dengan KPHL. “Padahal, kami juga berkeinginan juga melakukan pemantauan dan membantu di sana. Reboisasi misalnya,” kata Karjiono.
Tadinya, Kementerian Kehutanan dan Dinas Kehutanan melaksanakan peran admnistrator-regulator sekaligus sebagai operator. Peran itu telah terpisah agar tidak tumpang tindih dan transparan.
Pemerintah sebagai penyelenggara negara memisahkan fungsi regulator-administrator dan fungsi operator, terutama untuk kegiatan-kegiatan yang menguasai hajat hidup orang banyak, agar regulator tidak bertindak sebagai operator dan sebaliknya operator bertindak sebagai regulator.
Pengelolaan hutan termasuk kegiatan yang menguasai hajat hidup orang banyak, karena hutan mempunyai fungsi ekologis, sosial dan ekonomis. Fungsi admnistrator-regulator dilakukan oleh Dinas Kehutanan, sedangkan fungsi operator oleh KPHL.
Sementara itu, paska banjir di delapan Pekon pada tiga kecamatan (Bandar Negerisemuong, Semaka, dan Wonosobo) warga mulai bersih-bersih rumah. “Banjir datang pukul Selasa (3/4/2018), 22.00 WIB, seluruh pekon dan sawah di wilayah ini tergenang,” kata Sukri (50), warga Pekon Srikuncoro, Semaka, Rabu (4/4/2018).
Lebih lanjut ia mengatakan banjir ini diakibatkan dampak hutan gundul dan kuranya normalisasi sungai. “Harapan kami agar pemerintah agar segera datang memberikan bantuan dan mengeruk serta membuat bronjong sungai Way Semaka,” kata Sukri.
Sementara Anggota DPRD Tanggamus Buyung zainudin mengatakan belum dapat memastikan angka kerugian materi, tapi satu unit kapal sebagai alat transportasi antara dua pekon (Kanoman dan Banjarsari) hilang terbawa banjir. “Harapa kami supaya pemkab segera memberikan bantuan, kesehatan, dan makanan siap saji,” kata Buyung.
Asisten Bidang Administrasi Pemkab Tanggamus Firman Ranie mengatakan banjir terjadi pada beberapa titik. “Kami atas nama pemerintah cukup prihatin atas kejadian ini,” terangnya.
Pihaknya sudah berkordinasi dengan BPBD, Tim Reaksi Cepat, Dinas Sosial, TNI, dan Polri, agar membantu warga yang terkena musibah.
Sedangkan banjir di Kecamatan Gisting karena mampetnya saluran air karena tidak adanya celah air untuk lewat maka air dari atas gunung menggenangi jalan raya. Dalam waktu dekat akan dibuatkan semacam box culvert (terowongan).(SB/CD/RF)