
MENGGALA LAMPUNG SEGALOW – Ketua Adat Megow Pak Tulangbawang (Tuba) Abdurachman Sarbini menuding Bupati Tulangbawang Winarti menerapkan kebijakan menujurus pada penistaan agama Islam karena menunjuk I Nyoman Ardana mengurus MTQ. Padahal, dia berbeda agama dan awam soal itu.
Akibatnya, rencana keberangkatan kontingen kabupaten itu ke Bandarlampung untuk mengikuti MTQ tingkat provinsi berantakan.
“I Nyoman Ardana sangat tidak pantas untuk ditunjuk menjadi pelaksana kegiatan-kegiatan keagamaan. Khususnya kegiatan kaum Muslim seperti MTQ. Sebab antara dia dengan para umat muslim yang ikut dalam kegiatan MTQ beda kepercayaan. Kita tahu siapa I Nyoman. Ini jelas pelecehan dan penistaan terhadap agama,” tandas Mance, sapaan kabrab Abdurachman Sarbini, saat silaturahmi dengan para tokoh Adat Megow Pak Tulangbawang, Minggu (29/4/2018).
Pertemuan itu dipusatkan di kediaman Tarzan Radin, Strat III, Kampung Lebuh, Menggala. Turut hadirĀ H. Adhan Hamid, Nial M Zen, Junaidi, Indra, M Ridwan, dan para tokoh adat lainnya.
Ditegaskan Mance, dirinya tidak mempersoalkan siapapun pegawai yang ditunjuk untuk melaksanakan MTQ atau kegiatan lainya yang bersifat keagamaan sepanjang melalui pertimbangan dan mekanisme.
“Pimpinan itu harus piawai. Dia harus bisa menilai dan mengetahui track record seluruh aparaturnya sehingga dalam melaksanakan program kerja atau kegiatan dapat berjalan sesuai harapan. Tapi, anehnya di Tuba ada pimpinan menyuruh aparatur nonmuslim mengurus MTQ. Ini kan luar biasa. Heranya aparatur senior lainya kok hanya diam tidak memberikan masukan kepada pimpinan padahal sudah tahu itu kebijakanya sesat,” tandas Mance.
Sebab, sambung Mance, alasan dirinya mengatakan sesat karena dirinya tidak pernah berpikir bagaimana seseorang nonmslim, bisa berada di tengah-tengah umat muslim dalam kegiatan MTQ
“Bingung. Bagimana I Nyoman Ardana bisa ucapkan asalamualaikum, masuk masjid, apalagi sampai pegang kitab suci. Astagfirallahallazim. Ini harus disikapi,” ujarnya.
Untuk itu, ance, menghimbau kepada Winarti agar segera menarik I Nyoman Ardana sebagai pelaksana MTQ dan menggantikanya dengan aparatur lainnya yang memang memiliki kaidah yang sama.
“I Nyoman Ardana harus mundur dan harus segera diganti. Jika tidak jangan salahkan kami kalau persoalan ini akan kami bawa ke jalur hukum karena bisa dikategorikan penistaan agama,” tukasnya.
Bingung
Sebelumnya, Plt Kasubag Kemasyarakatan Pemkab Tulangbawang I Nyoman Ardana menyatakan ketidaktahuannya alias bingung, terkait gelaran Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-46 tingkat provinsi, tahun ini.
“Saya pusing. Gak ngerti apa itu MTQ karena ini kegiatan keagamaan. Sementara mungkin kalian sudah faham siapa saya. Makanya kami tidak ada persiapan. Padahal seluruh peserta akan diberangkat besok ke Bandarlampung,” kata I Nyoman Ardana, belumnya.
Selain itu, dia juga tak mengetahui kisaran anggarannya. Padahal yang bersangkutan adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) MTQ pada kegiatan tersebut.
“Saya tidak tahu berapa anggarannya. Setahu saya anggaran tersebut untuk dua kegiatan. Yakni MTQ tingkat kabupaten dan provinsi. Tapi, secara rinci saya betul-betul tak tahu,” ujarnya.
Karena ketidakpahamannya itulah dia hanya menyiapkan peci, sarung, syal dan baju batik. “Ada juga lainnya, tapi saya tidak tahu nama barang tersebut. Katanya itu kitab suci. Bahkan nama-nama perlombaan juga saya gak tahu. Setahu saya para peserta akan mengikuti delapan cabang perlombaan mulai 26 April hingga 1 Mei,” kata I Nyoman Ardana.
Pengakuan I Nyoman Ardana tersebut terungkap saat sejumlah official dari 44 kafilah Tulangbawang gusar karena tidak ada kejelasan waktu keberangkatan. Bahkan para utusan kabupaten tersebut terancam batal pergi. Lalu, mereka mengonfirmasi hal tersebut kepada pejabat terkait.(MR)