BANDARLAMPUNG, LAMPUNG SEGALOW (6/4) – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan sejumlah langkah perlindungan dan stimulus ekonomi untuk menghadapi dampak pandemi virus corona. Salah satu kebijakan yang diambil adalah pembebasan biaya listrik tiga bulan dengan daya 450 volt ampere (VA) dan diskon 50% untuk pelanggan 900 VA bersubsidi.
Namun, kebijakan ini menimbulkan protes sebagian warga pelanggan 900 VA Non subsidi , atau R1M. Pasalnya biaya listrik yang harus dibayarkan mengalami kenaikan. Sapto Waluyo warga Kemiling mengaku terbebani dengan kenaikan tarif listrik yang terjadi saat penyebaran virus corona. ” Sangat berat sekali dengan adanya kenaikan ini. Biasanya kita hanya membayar sekitar Rp 200 ribu tapi saat ini kita mencapai Rp 300 ribu,” kata Sapto saat ditemui Lampungsegalow di kantor wilayah PLN Lampung, Senin (6/4/2020).
Menurut sapto pemakaian listrik dirumahnya sudah digunakan seirit mungkin, karena kita ada R1M sehingga tidak dapat bantuan, tapi biaya listrik malah mangalami kenaikan. “Ibaratnya untuk makan saja sekarang kita susah, kenapa malah PLN menaikkan tarif listrik segini banyaknya dari bulan kemarin,” terangnya.
Pernyataan yang sama juga di lontarkan oleh Arif warga Wayhalim, ia juga merasa keberatan dengan kenaikan listrik. ” Mengalami penaikan, biasanya Rp 175 ribu, tapi sekarang menjadi Rp 212 ribu. Saya hanya membayar saja, gak sempet tanya ke kasir tentang kenaikan ini,” terangnya.
Arif berharap dengan adanya dampak yang ditimbulkan dari virus covid 19, pembayaran listrik tidak mengalami kenaikan. “Kalau bisa pembayarannya seperti semula saja, jangan ada kenaikan. Karena ini gak sebanding dengan pemakaian listrik dirumah, dirumah hanya digunakan untuk tv, kulkas, mesin cuci, tidak ada penggunaan AC,” ujarnya.
Sampai berita ini dinaikkan, pihak kantor wilayah PLN Lampung, dan pelayanan PLN Kota Bandarlampung belum dapat di komfirmasi. (din/rf)