Perkampungan di Menggala Kebanjiran

Foto : Kampung Bugis Menggala Kota Banjir

 

TULANGBAWANG LAMPUNG SEGALOW – Sejumlah perkampungan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulangbawang kebanjiran. Air setingi lutut hingga pinggang orang dewasa menggenangi halaman ratusan rumah penduduk 4 RT yang berada di kampung bugis dan kampung Palembang Kelurahan Menggala Kota Kacamatan Menggala, Minggu (04/03).

Menurut ketua RT. 01 lingkungan bugis Bapak Abdullah (53) menjelaskan jika sampai saat ini tidak ada laporan jika warga mengalami korban dan kerugian akibat banjir.

“Pihaknya dan warga memang telah memprediksi jika banjir dipastikan akan datang,itu karena sejak sabtu 03/04 ,Air perlahan terlihat mulai naik mengenanggi pemukiman,” jelasnya.

“Warga memang sudah waspada sampai hari ini tidak ada korban jiwa ataupun kerugian materi, sebelum banjir datang, masing-masing warga memang sudah siap-siap, seluruh ternak maupun perabotan yang ada di halaman rumah telah dibawa dan dititipkan dengan kerabat,” terangnya.

Menurut Abdullah,  banjir yang melanda kampung bugis, Palembang dan sekitarnya nya berasal dari luapan sungai tulangbawang akibat adanya curahan hujan yang tinggi dari hulu sungai.

“Walaupun Kabupaten Tulangbawang tidak di guyur hujan namun banjir akan tetap datang, karena hulu sungai mulai way kiri tulangbawang barat, way kanan, dan dari Kabupaten lampung utara,” lanjut Abdullah.

“Kebenaran kampung kami ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari bibir sungai tulangbawang ditambah dua titik saluran pembuangan yakni saluran pada jembatan muhajirin dan saluran jembatan way buluran telah dangkal, tidak lagi bisa menampung debit air yang mengakibatkan air mengenagi pemukiman penduduk,” jelasnya.

Air secara perlahan terus merangkak naik hingga hari ini, seluruh rumah penduduk lingkungan bugis tergenang banjir, sementara lingkungan palembang hanya rumah warga yang berada di buluran yang terkena banjir, namun tidak ada satupun warga yang mengungsi, mereka tetap bertahan dirumah masing-masing itu karena rata-rata rumah warga merupakan rumah panggung, untuk tetap beraktivitas warga membuat jembatan dan mengunakan perahu untuk ke jalan raya. (Kt/RA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *