LAMPUNG SEGALOW – Bunyi sirine menandai Buka Giling PG Bunga Mayang 2018, Senin (21/5) yang ditekan Direktur Operasional PTPN VII Husairi didampingi Kadiv Tehnik Pengolahan Holding Wahyu Kuncoro, Komisaris Independen PTPN VII R. Joeniono, dan Direktur Komersil Ahmad Sudarto. Di tengah hamparan tebu yang siap diolah, Husairi menyatakan optimistis kinerja pabrik gula Bunga Mayang Tahun ini akan maksimal.
“Bismillah, saya dan seluruh elemen pada PG Bunga Mayang ini optimistis dan yakin bisa menjalankan giling sesuai rencana dan kualitas serta kuantitas yang baik,” kata dia.
Husairi mengatakan, tahun 2018 ini PTPN VII melalui dua pabrik gulanya akan mengolah 1,78 juta ton tebu. Yakni, dari kebun Cinta Manis di Sumsel sebanyak 808 ribu ton dan dari Bunga Mayang 971 ribu ton. Dan dari tebu itu akan dihasilkan gula kristal sebanyak 108,95 ribu ton (50,378 ribu ton Bunga Mayang dan 58,57 ribu ton Cinta Manis).
“Kami sangat optimistis target ini akan tercapai. Ini bukan angka asumsi, tetapi analisis dari data keadaan atau kondisi di lapangan. Di on farm atau di kebun, tebu kami tumbuh cukup baik. Selain faktor perawatan dan pemupukan, cuaca atau faktor alam juga sangat mendukung. Kami berterima kasih kepada Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Mari, kita awali setiap pekerjaan kita dengan Bismillah, terlebih kita mulai pada bulan Ramadhan yang penuh berkah,” kata dia.
Dukungan maksimal juga ada pada off farm atau pabrik. Tidak seperti tahun lalu, tahun 2018 ini seluruh komponen pada pabrik berkapastitas terpasang 7.000 TCD itu mendapat perawatan cukup. Sejak Januari 2018, lebih dari 350 pekerja, baik internal PTPN VII maupun tenaga ahli yang di datangkan dari luar melakukan reparasi dan perawatan untuk keseluruhan pabrik.
“Kondisi pabrik juga lebih siap. Kami melakukan perawatan menyeluruh pada semua komponen. Dan hari ini insyaalloh kita mulai giling sampai 155 hari ke depan. Mohon doanya agar lancar dan menghasilkan yang terbaik,” kata Husairi.
Mengenai kadar gula atau rendemen dalam tebu yang diusahakan, Husairi mengatakan semua indikator di lapangan cukup mendukung. Selain pertumbuhan tebu di kebun yang baik, kondisi pabrik juga memungkinkan untuk mencetak rendemen di atas standar.
“Rendemen itu kan ditentukan oleh banyak faktor. Selain faktor tebu, juga faktor kesehatan pabrik untuk mengolah dan menghasilkan gula kritasl. Nah, punya kita ini sekarang cukup baik. Jadi, kami sangat yakin dengan target rendemen 7,5 persen. Dan kami sudah pesan kepada kita semua dan para pekerja, agar memperlakukan tanaman sebagaimana kita memperlakukan mahluk hidup lainnya. Kalau kita sayangi tanaman, maka tanaman akan memberikan hasil baik kepada kita,” tambah dia.
Namun demikian, Husairi tidak menampik dengan kemungkinan adanya deviasi. Sebab, selain mengolah tebu milik sendiri (TS), pihaknya juga bermitra dengan masyarakat petani tebu (TR, tebu rakyat) di sekitar perusahaan untuk diolah di pabrik ini.
Ia berharap masyarakat pemilik tebu rakyat bisa mengikuti arahan dari pihak pabrik, baik secara teknis mapun jadwal pengolahan. Sebab, faktor ini sangat penting dalam rangka mendapatkan hasil olahan tebu yang maksimal secara kualitas dan kuantitas.
“Pengolahan tebu menjadi gula ini sangat rentan terhadap faktor waktu. Jika pasokan tebu terlambat, berimbas kepada proses giling. Bukan sekadar kehilangan potensi, tetapi kualitas gula dan rendemennya juga rusak. Makanya, kami berharap cuaca bagus sehingga jalan kering dan bisa mengeluarkan tebu dari kebun dengan lancar,” kata dia.
GM PG Bunga Mayang Rosi H menambahkan, seluruh elemen dalam rangka mulai giling tahun ini sudah siap. Selain faktor on farm dan off farm, seluruh karyawan yang terlibat dalam proses produksi ini juga sudah siap.
“Musim giling ini adalah puncaknya aktivitas kerja. Maka, kami memang perlu persiapan luar dalam. Selain perangkat kerja, juga mental pekerja. Sekali mesin bergerak, kita tidak boleh lengah. Dan alhamdulillah, semua sudah siap lahir batin,” kata Rosi.
Rosi berharap, seluruh stakeholder, baik pemerintahan dan masyarakat pada umumnya bisa bersinergi mendukung musim giling tahun ini. Sebab, kata dia, ketika musim giling dimulai, aktivitas di luar di sekitar pabrik juga bertambah semarak.
“Kemarin kami mengadakan istighosah bersama Forkopimda dan masyarakat sekitar untuk doa bersama dan saling mendukung. Ini sekalian safari Ramadhan di mana kami memberikan tali asih kepada150 anak yatim dan kaum duafa dari sekitar sini,” kata dia. (Ls/RA)