
MENGGALA – Bupati Tulangbawang Winarti mengkritisi jajarannya karena mengabaikan perawatan Sesat Agung yang menjadi simbol dan tempat berbagai kegiatan adat dari Megow Pak Tulangbawang.
“Kumuh dan rusak parah. Padahal ini simbol empat marga (Tegamoan, Bolan, Umpu, dan Aji) di Tulangbawang,” kata bupati, saat gerakan Jumat (26/1/2018) bersih di Sessat Agung.
Pasalnya Winarti mengaku kecewa dengan satuan kerja (Satker) terkait terlantarnya bangunan Sesat Agung sehingga menyebabkan bangunan yang merupakan simbol Adat Megow Pak menjadi rusak parah.
Menurut Winarti dirinya sengaja memilih sesat agung sebagai target Jumat bersih karena saat melewati jalan lintas timur dirinya melihat bangunan sesat agung nampak terkesan kumuh, tidak dirawat dengan baik.
Ketika ada kediaman empat marga adat maka bangunan itu adalah milik bersama karena seluruh masyarakat adat Tulangbawang berasal dari empat marga tersebut.
“Tapi saya heran kok Sessat Agung sepertinya tidak pernah dirawat lihat saja semua bangunan kediaman empat marga terkesan kumuh dan kotor. Mana kepala satker penanggung jawabnya tolong jelaskan kenapa sesat agung ditelantarkan?” tandas bupati.
Dikatakan Winarti, selain tugas pemkab untuk merawat sesat agung, masyarakat juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab membantu merawat, menjaga, dan memeliharanya dengan baik.
Sehingga lanjut Winarti, kedepanya berbagai pembangunan yang akan dilaksanakan akan dapat dipertahankan serta keindahanya akan tertata rapi.
“Indahnya sebuah pembangunan itu terletak pada kebersihan, jika kita selalu menjaga dan melestarikan lingkungan maka siapapun yang melihat akan tertarik,seperti sesat agung ini jika sudah kita bersihkan, semua bangunan dilakukan pengecatan maka seluruh orang dari luar daerah yang melewati jalintim melihat dan berdecak kagum,” jelasnya.
Oleh itu sambung Winarti, dirinya mengajak seluruh pejabat pemkab tulangbawang untuk dapat serius dalam bekerja melakukan berbagai pembangunan dikabupaten tulangbawang.
Sebab ujar Winarti, untuk membangun bisa dikatakan mudah, tapi untuk mempertahankanya tidak semudah membalikan telapak tangan.
“Bersih-bersih yang kita lakukan ini adalah contoh kecil bagaimana kita mendorong serta menciptakan semangat kebersamaan di lingkungan masyarakat untuk terus kompak,bersama menjadikan tulangbawang semakin lebih baik,” pungkasnya.(RF)