LAMPUNG SEGALOW (11/4) – Perusahaan kedai kopiStarbucks Indonesia menaikkan harga beberapa produknya sejak 1 April 2019. Starbucks beralasan, kenaikan harga ini untuk menjaga kualitas produk supaya tetap berdaya saing.
Hanya saja, Fetty enggan merinci komponen pembentuk harga produknya. “Ini adalah penyesuaian atas kondisi pasar saat ini,” kata dia Rabu (4/10). Dia juga enggan menjelaskan kondisi pasar yang dimaksud.
Lagipula, menurutnya harga produk yang naik tetap ekonomis, seperti signature brewed coffee Starbucks di kisaran Rp 30 ribu. Beberapa harga produk juga belum naik dalam beberapa tahun terakhir.Namun, Fetty juga enggan menyebutkan rerata kenaikkan harga produknya. “Seiring penyesuaian harga, Strarbucks Indonesia memberikan free upsize untuk setiap pembelian minuman selama April 2019,” ujarnya.
Di Indonesia, Starbucks sudah membangun 400 gerai. Starbucks membangun gerai pertamanya di Plaza Indonesia, Jakarta pada 17 Mei 2002.
Selain Starbucks, perusahaan besar seperti Maxx Coffee turut meramaikan industri kedai kopi di Indonesia. Maxx Coffee telah membangun 88 outlet di 22 kota di Indonesia sejak 2015.
Anak usaha Grup Lippo ini bahkan berencana membuka 20 hingga 30 gerai baru tahun ini. Dengan begitu, gerai Maxx Coffee bisa mencapai lebih dari 100 pada akhir 2019.
Hanya, CEO Maxx Coffee Indonesia Mehdi Zaidi belum bisa memastikan jumlah gerai yang bakal dibangun. “Karena untuk membangun gerai butuh investasi yang tidak sedikit,” kata dia pada Februari lalu.
Konsumsi Kopi di Indonesia
Kendati kedai kopi kian menjamur, Wakil Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Daroe Handojo optimistis bisnis ini tetap potensial. Sebab, permintaan konsumen lokal relatif sedikit sehingga peluang untuk industri ini tumbuh lebih besar.
Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memperkirakan, konsumsi kopi hanya 1,09 kilogram per kapita per tahun pada 2015. Jumlahnya meningkat 1,15 kilogram per kapita per tahun pada 2016.
Kedai kopi lokal, Kopi Mori pun menangkap peluang itu. Kedai kopi ini menawarkan produk seharga Rp 8 ribu hingga Rp 23 ribu. Dengan harga itu, Kopi Mori mampu menjual 550 gelas dalam sebulan.
Pemilik Kopi Mori Damar Iradat menyampaikan, mayoritas pelanggannya datang langsung ke kedainya di Jakarta Barat. “Penjualan lewat pesan antar makanan online hanya 5% dari total penjualan, karena banyak franchise kopi susu yang kuat modalnya mulai bermunculan,” katanya.
(LS/Rf)
741 kali dilihat, 2 kali dilihat hari ini
Tags:
No Responses