STRES SAAT HAMIL SEBABKAN BAYI LAHIR CACAT?

STRES SAAT HAMIL SEBABKAN BAYI LAHIR CACAT?
Foto: Shutterstock

LAMPUNGSEGALOW.CO.ID – Perubahan hormon saat hamil bisa berdampak pada banyak hal, salah satunya jadi mudah stres. Penelitian di Science Direct menunjukkan, sekitar 8-13 persen wanita mengalami stres selama kehamilan.

Mengutip Mom Junction, ibu hamil yang sedang stres menunjukkan beberapa gejala, seperti selalu merasa khawatir, bingung dan cemas akan setiap perubahan pada hidup baik positif maupun negatif.

Ibu hamil yang stres juga memperlihatkan perubahan perilaku, mulai dari kehilangan minat pada hobinya dan mencoba untuk menyibukkan diri meski pekerjaannya telah usai.

Stres dan kecemasan ringan saat hamil sebenarnya tidak berbahaya, namun, stres jangka panjang dapat menimbulkan dampak buruk bagi ibu dan bayi di dalam kandungan.

Baca Juga:   Ini Kata Mirza Makna Berkurban

Bahkan, stres saat hamil juga dianggap bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi, benarkah?

Perlu dipahami, stres saat hamil bukanlah penyebab utama kecacatan pada bayi. Namun, kondisi stres bisa meningkatkan risikonya. Misalnya, karena stres, ibu hamil jadi tidak semangat makan makanan bergizi, sehingga kekurangan nutrisi selama kehamilan dan hal itu bisa berdampak buruk pada bayi.

Mengutip Mom Junction, stres dan kecemasan berat selama kehamilan bisa meningkatkan risiko cacat bawaan seperti, spina bifida, penyakit jantung bawaan, anensefali (kelainan otak dan tengkorak), serta celah orofasial termasuk bibir sumbing.

Baca Juga:   Wagub Nunik dan OPD Bahas Pemberian Masker Gratis untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

Sementara itu, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 50 persen cacat lahir pada bayi sulit ditentukan penyebab spesifiknya. Namun, kondisi ini bisa terjadi karena kecacatan gen tunggal, kelainan kromosom, kombinasi masalah genetik dan lingkungan, teratogen lingkungan dan defisiensi mikronutrien selama kehamilan.

Cacat lahir karena cacat gen tunggal, merupakan kelainan genetik yang dapat diturunkan dari orang tua yang memiliki kelainan yang sama.

Sementara, kelainan kromosom biasanya terjadi jika bayi lahir tanpa 46 kromosom, atau ketika potongan kromosomnya hilang atau terduplikasi yang kemudian menyebabkan down syndrome.

Kendati demikian, stres saat hamil juga dianggap memiliki peran terhadap risiko cacat fisik maupun kognitif pada bayi.

Baca Juga:   KETUA DPRD PROVINSI TERIMA DOKUMEN LKPJ GUBERNUR

Penelitian di National Library of Medicine menunjukkan, stres dan kecemasan berlebihan selama kehamilan dapat memengaruhi fungsi perilaku, fisiologis dan imunologis bayi sejak di dalam kandungan hingga setelah kelahiran.

Hormon stres yang tinggi selama kehamilan dapat berpengaruh sistem saraf dan otak bayi sehingga bisa menghambat perkembangan kognitif bayi.

Tak hanya itu, bayi juga berisiko memiliki temperamen yang tinggi dan mengembangkan rasa takut berlebihan di masa depan sebagai dampak stres pada ibu selama kehamilan. (Ist/Zar/AA)

 786 kali dilihat,  2 kali dilihat hari ini

banner 468x60

No Responses

Tinggalkan Balasan